Sejarah Kerajaan Sumedang Larang - Globalmedia Stories Pembahasan Bebas
KerajaanSumedang Larang adalah kerajaan islam yang diperkirakan berdiri sejak abad-16
Masehi di Tataran Pasundan, Jawa Barat, Indonesia. Kerajaan ini keberadaanya
merupakan bukti sejarah sangat kuat pengaruhya dalam penyebaran islam di Jawa
barat.
Sejarah
Kerajaan
Sumedang Larang berasal dari pecahan Kerajaan Sunda-Galuh yang menganut ajaran
Hindu-Budha. Kerajaan ini di didirikan oleh Prabu Aji Putih atas perintahnya
Prabu Suyadewata sebelum keratin galuh dipindahkan ke Pajajaran, Bogor. Seiring
perkembangan jaman dan kepeminpinan, nama sumedang mengalami perubahan. Nama
tersebut adalah :
·
Kerajaan
Tembong Agung, Tembong artinya Nampak, dan Agung artinya luhur. Yang di pimpin
oleh Guru Aji Putih pada abad ke XII.
·
Pada
zaman Prabu Tajimalela, diganti dengan HimbarBuana. Artinya “menerangi alam”
dan diapun pernah berkata “Insun medal, insun medangan” artinya aku dilahirkan.
Sumedang itu
diambil dari kata Insun medangan yang diubah menjadi Sun Medangan kemudian jadi
Sumedang. Ada juga pendapat lain yang mengatakan Sumedang bersal dari kata
Insun Medal yang merupakan berupa pengucapan menjadi Sumedang dan Larang yang
artinya “sesuatu yang tidak ada tandingannya”. Kerajaan Sumedang Larang yang
sekarang menjadi Kabupaten Sumedang merupakan kerajaan Sunda seperti halnya
kerajaan Pajajaran yang berkaitan erat dengan kerajaan sebelumnya yaitu
Sunda-Galuh namun kerajaan Pajajaran berakhir karena serangan aliansi kerajaan
Cirebon, Banten, dan Demark. Sejak saat itu Sumedang Laranng dianggap menjadi
penerus Pajajara dan menjadi kerajaan yang memiliki otonomi luas untuk
menentukan nasibnya sendiri. Wilayah kerajaan Sumedang Larang meliputi Jawa
Barat dan Wilayah Banyumas yang tidak berada dikawasan Banten dan Kesultanan
Cirebon. Kerajaan Sumedang Larang berakhir saat Suryadiwangsa, anak tiri dari
Gusan Ulun, yang merupakan keturunan Harisbaya keturunan Mataram dan Penembahan
Ratu dari Cirebon menyerahkan pewaris trah Siliwangu, Sumedang Larang kepada
Kesultanan Mataram pada tahun 1601.
Nama Raja-Raja Kerajaan Sumedang Larang
- 1. Prabu Guru Aji Putih (900)
- 2. Prabu Agung Resi Cakrabuana/Prabu Taji Malela (950)
- 3. Prabu Gaja Agunga (980)
- 4. Suanan Guling (1000)
- 5. Suanan Tuakan (1200)
- 6. Nyi Mas Ratu Patuakan (1450)
- 7. Ratu Pucuk Umum/Nyi Mas Ratu Dewi Inten Dewata (1530 – 1578)
- 8. Prabu Gusan Ulun atau Pangeran Angkawijaya (1578 – 1601).
Pemerintah Dibawah Mataram
- 1. Dipati Rangga Gempol
Pada saat
kepemimpinnannya yaitu pada tahun 1620 M Sumedang Larang itu dibawah kekuasanan
Kerajaan Mataram yang rajanya Sultan Agung, dari statusnya adalah kerajaan di
ubah menjadi Kebupatian Wedana, hal ini dilakukan agar wilayah sumedang itu
sebagai pertahannan Mataram dari serangan Kerajaan Banten dan Belanda. Sultan
Agung kemudian memberikan perintah kepada Rangga Gempol beserta pasukannya
untuk memimpin penyerangan ke Sampang Madura. Sedangkan pemerintah diserahkan
kepada adiknya yaitu, Dipati Rangga Gede.
- 2. Dipati Rangga Gede
Ketika setengah
kekuatan militer kadipaten Sumedang Larang diperintahkan pergi ke Madura atas
titah Sultan Agung, datanglah pasukan kerajaan Banten menyerang. Karena Rangga
Gede Tidak mampu menahan pasukan Banten, ia akhirnya melarikan diri. Kekalahan
ini membuat marah Sultan Agung Sehigga ia
menahan Rangga Gede, dan pemerintahan diserahkan kepada Dipati Ukur.
- 3. Dipati Ukur
Dipati ukur
diperintahkan oleh Sultan Agung untuk bersama-sama pasukan mataram untuk
menyerang dan merebut pertahanan Belanda di Batavia (Jakarta) yang pada akhirya
menemui kegagalan. Kekalahan pasukan Dipati Ukur ini tidak dilaporkan segera
kepada sultan agung, diberitakan bahwa ia kabur dari penanggung jawabannya dan
akhirnya tertangkap dari persembunyiannya atas informasi mata-mata Sultan Agung
yang berkuasa di Priangan.
Pembagian Wilayah
Setelah habis
hukumannya Dipati Rangga Gede diberikan kekuasaan untuk memerintah Sumedang.
Sedangkan Priangan di luar Sumedang dan Galuh di bagi tiga oleh mataram :
·
Kabupaten
Sukapura, yang dipimpin oleh Ki Wirawangsa Umbul Sukakerta, gelar Tumenggung
Wiradegdaha/R.Wirawangsa.
·
Kabupaten
Bandung, dipimpin Ki Astamanggala Umbul Cihaurbeuit, gelar Tumenggung
Wirangun-angun.
·
Kabupaten
Prakanmuncang, dipimpin oleh Ki Somahita Umbul Sindangkasih, gelar Tumenggung
Tanubaya.
Semua wilayah
tersebut berada dibawah pengawasan Rangga Gede.
Peninggalan Budaya
Keris Panunggul Naga adalah Keris milik Prabu Geusan Ulun yang merupakan raja Kerajaan Sumedang Larang yang terakhir |
Keris Naga Sasra yang digunakan oleh Pangeran Kornel (Pangeran Kusumahdinata IX) saat bersalaman menggunakan tangan kiri (pertanda adanya perlawanan terhadap kebijakan Belanda dalam pembangunan Jalan Raya Pos dengan Gubernur Jenderal Daendels pada peristiwa Cadas Pangeran |
Yang kini
sumedang bersetatus Kabupaten, sebagai sisa peninggalan konflik oleh kerajaan
mataram pada saat itu. Adapun artefak sejarah berupa pusaka perang, atribut
kerajaan, perlengkapan raja-raja dan naskah kuno peinggalan Sumedang Larang
masih dapat di lihat di Museum Prabu Gusan Ulun.
Refrensi
Sejarah Kerajaan Sumedang Larang - Globalmedia Stories Pembahasan Bebas
Reviewed by Cepi Yahya
on
March 07, 2017
Rating:
Tahunna lepat tinggal tahun di Musium ayi
ReplyDeletetahun numanana kang?
ReplyDelete